Aku Juga Ada di Sini

21 Desember, 2011

Vandaria Saga: Padamnya Bintang-Bintang Vaeran

cerpen ini diikutsertakan dalam Kontes Cerita Pendek Vandaria 2011



Gesekan viola itu menyengat dengan denging yang mengiris hati. Tangan kurus sang gadis menggenggam busurnya erat-erat, menggilas dawai dengan jeda-jeda yang semakin menanjak. Jari-jari tangannya yang satu lagi menari-nari dengan lincah di atas kunci demi kunci sampai nyaris tergelincir.

Lantunan yang kini terdengar di sepenjuru aula tidak menghangatkan hati para pendengarnya seperti biasa. Nada demi nada dihantarkan dengan emosi yang membuncah sengit. Walaupun dirinya semata manusia, gadis di atas panggung itu bagai memancarkan aura yang menggelisahkan.

Gadis pemain viola itu bernama Melviola. Setidaknya itulah nama panggungnya. Tidak ada yang tahu pasti nama aslinya. Semua orang di Negeri Edenion mengenalnya sebagai manusia perempuan muda yang tak disangka-sangka punya kemampuan luar biasa untuk memikat mereka dengan kepiawaian musiknya. Satu-satunya manusia yang pantas membuat mereka ramai-ramai berkumpul dan mendengarkan permainannya.
Melviola sekilas melirik para penontonnya. Wajah-wajah itu memancarkan rasa kalut dan bingung.

Frameless, caci sang pemusik dalam hati, percuma berharap mereka memahami perasaan serumit ini.

Tahun demi tahun Melviola habiskan untuk memuaskan hasrat para frameless di Edenion akan semangat dan suka cita. Selama itu pula ia terkungkung tanpa bisa mengungkapkan isi hatinya. Perasaannya sebagai manusia, sebagai perempuan, tak dapat dibaginya dengan siapa-siapa. Tapi ia selalu menguatkan hatinya karena yakin semuanya takkan sia-sia.

Kini harapannya pupus sudah.

Satu orang, satu ucapan, cukup untuk menghancurkannya.

19 Desember, 2011

Ally's World karya Karen McCombie


Friends, Freak-outs and Very Secret Secrets (Ally's World, #4)Friends, Freak-outs and Very Secret Secrets by Karen McCombie
My rating: 2 of 5 stars

Serial Ally’s World adalah catatan Ally Love yang berusia 13 tahun untuk ibunya yang sudah meninggal. Keluarga Ally terdiri dari satu nenek, satu ayah, dua kakak perempuan, Ally, dan satu adik laki-laki. Seluruh serial ini bercerita tentang kehidupan sehari-hari Ally dalam menghadapi masalah keluarga, pertemanan, sekolah, dan cowok.


Dalam Friends, Freak-Outs and Very Secret Secrets, Ally bingung mengapa sahabatnya (Sandie) mendadak menjadi aneh. Sandie terus-terusan menempel kepada Ally, bahkan meniru semua yang dilakukan dan dimiliki oleh Ally. Teman Ally yang lain, Kyra, juga bersikap aneh. Kyra mengeluh tentang ibunya, padahal menurut Ally ibunya Kyra baik. Mendadak mantan pacarnya Kyra, Richie, mau bicara dengan Ally. Sandie malah berkata Ally menyukai Billy, teman baik Ally. Ally pun bingung dibuatnya. Ally pun pusing ketika harus ikut serta dalam sebuah Bazaar. Apa yang harus ia jual?


Masalah semakin rumit ketika mamanya Kyra marah-marah kepada mamanya Sandie. Ternyata mamanya Kyra pernah keguguran sedangkan mamanya Sandie sedang hamil. Itu jugalah mengapa Sandie jadi menempel terus kepada Ally.


Tuturannya unik dan khas ABG. Banyaknya kejadian berputar di sekitar Ally yang membuat cerita terus bergulir. Sayangnya, tidak ada hal yang benar-benar istimewa dalam novel ini. Maksudnya, Ally cuma anak perempuan biasa dengan kehidupan biasa. Hal yang tidak biasa dalam hidup Ally “cuma" ia sudah tidak punya ibu dan punya keluarga besar. Plot semacam ini sudah pernah diangkat dalam serial ABG lainnya (serial Alice dan Buku Harianku).



View all my reviews

Wintergirls karya Laurie Halse Anderson


WintergirlsWintergirls by Laurie Halse Anderson
My rating: 3 of 5 stars

Lia adalah remaja yang mengidap anoreksia. Meskipun sedang menjalani perawatan, Lia masih setengah mati berusaha tidak makan apa pun. Keluarga Lia berantakan dan Lia telah dibuang oleh sahabatnya sendiri, Cassie.


Novel ini diawali dengan kabar kematian Cassie, sendirian di sebuah kamar hotel. Menjelang ajalnya, Cassie 33 kali menelepon Lia, tapi tidak diangkat oleh Lia. Rasa bersalah ini membuat tumpukan beban dalam pikiran Lia memuncak, apalagi bayangan Cassie menghantuinya terus-menerus. Lia pun menghancurkan dirinya dalam depresi dan anoreksia akut. Pada akhir cerita, Lia bisa sembuh dan sehat kembali perlahan-lahan.


Novel ini punya gaya penceritaan yang khas dan membuat pembaca bisa mendalami perasaan tokoh utamanya. Justru gaya penceritaan yang khas itu kurang bisa diterima oleh pembaca Indonesia. Novel ini terlalu suram. Kondisi Lia begitu buruk sejak awal cerita sampai-sampai pembaca bisa merasa pesimis. Bahkan ketika Lia mendapatkan dan merasakan sesuatu yang menyenangkan, suasana yang membuat merinding langsung datang lagi. Lia terus-menerus mengenang hal-hal yang telah dilaluinya bersama Cassie dan ini sebenarnya agak menghambat laju cerita.


Saving Samantha (karya Samantha Weaver, kisah nyata) dan Saving Fransesca (karya Melina Marchetta, fiksi) sama-sama menyajikan sosok wanita muda/remaja yang mengalami depresi. Dibandingkan Saving Samantha, Wintergirls jelas lebih puitis. Namun, Saving Fransesca lebih bisa diterima oleh pembaca remaja. Wintergirls yang suram dan terlalu "aku" dikhawatirkan tidak bisa demikian.


View all my reviews

18 Desember, 2011

Tempest Rising karya Nicole Peeler


Tempest Rising (Jane True, #1)Tempest Rising by Nicole Peeler
My rating: 2 of 5 stars

Jane True (26 tahun) ditinggal ibunya 12 tahun lalu sementara ayahnya tidak bisa beraktivitas karena mengidap penyakit jantung. Jane tinggal di kota kecil Rockabill yang punya salah satu pusaran air terbesar di dunia sebagai atraksi wisata. Setiap malam Jane berenang di pinggir pusaran air itu seperti yang dulu selalu dilakukannya bersama ibunya. Jane dijauhi orang-orang di kotanya karena dianggap mirip ibunya yang dituduh gila (pernah telanjang di tengah kota ketika ada badai) dan karena Jane adalah penyebab pacarnya tewas (Jason).


Suatu hari saat hendak berenang di tempatnya yang biasa, Jane menemukan mayat lalu mengangkatnya ke daratan. Jane kabur saja karena takut orang-orang menuduhnya yang bukan-bukan. Belakangan Jane didatangi seorang gnome (kurcaci) yang memberitahunya bahwa dirinya adalah setengah supernatural. Ibu Jane adalah selkie alias anjing laut supernatural dan itu berarti Jane juga punya kekuatan supernatural. Karena mayat itu ternyata supernatural yang sedang menyamar menjadi manusia, Jane akan diwawancarai. Penyelidik yang dikirim untuk mewawancarai Jane adalah seorang vampir seksi bernama Ryu. Jane langsung tertarik kepada Ryu.


Korban berikutnya adalah goblin lalu ditemukan pula rentetan korban setengah manusia setengah makhluk supernatural. Maka Jane dan Ryu terlibat dalam misteri kematian supernatural ini yang rupanya berakar sampai Istana (Court) yang merupakan semacam pemerintah bagi makhluk-makhluk supernatural. Sepanjang penyelidikan, hubungan mereka berkembang, termasuk hubungan seksual.


Buku ini dituturkan dari sudut pandang orang pertama. Sebenarnya penuturan Jane cukup segar dan lucu, tapi sayangnya Jane mikir mesum melulu, apalagi ketika bersama Ryu. Ketika Jane tidak bicara, aksi dalam novel ini cukup cepat dan menarik.


Bagian awalnya agak membosankan karena meliputi kehidupan sehari-hari Jane, termasuk bos Jane yang lesbian. Alur ceritanya biasa saja menariknya, bahkan terlalu banyak makhluk supernatural dihadirkan.


Jane terlalu sering mengkhayalkan seks. Juga ada adegan seks pada halaman 130-an. Masalahnya, kurang ditunjukkan perkembangan tertariknya Ryu kepada Jane. Percintaan antara Jane dan Ryu kurang bisa dipercaya.


View all my reviews

Prince of Thorns karya Mark Lawrence


Prince of Thorns (The Broken Empire, #1)Prince of Thorns by Mark  Lawrence
My rating: 4 of 5 stars

Pada masa depan setelah dunia hancur akibat senjata pemusnah massal, berdirilah kerajaan-kerajaan yang saling mencaplok dan berperang sebagaimana pada zaman pertengahan. Jorg Ancrath, putra mahkota Kerajaan Ancrath, mengalami kejadian tragis sewaktu berusia 9 tahun. Kereta kudanya diberhentikan, lalu ibu dan adik laki-lakinya dibantai di depan matanya oleh Count Renar penguasa negeri tetangga. Meskipun demikian, ayahnya memilih diam saja daripada berperang dengan pelaku kejahatan itu. Maka Jorg memutuskan bahwa dirinya sendirilah yang akan menuntut balas.

Pada usia 10 tahun, Jorg sudah piawai bermain pedang. Pada usia 13 tahun, Jorg memimpin geng bandit yang membantai dan menjarah kampung demi kampung. Pada awal cerita ini, Jorg menjelang usia 14 dan bersumpah akan menjadi raja pada usia 15 tahun. Dia ingin menyatukan kerajaan-kerajaan Broken Empire pada usia 20 tahun. Meskipun masih muda, Jorg sangat paham bahwa perang hanya bisa dimenangkan kalau dia bermain dengan baik di dalam perang tersebut.

Tiba-tiba Jorg dipanggil kembali ke istana oleh ayahnya. Jorg menganggap ini kesempatan untuk merebut takhta ayahnya, tapi ayahnya punya rencana lain untuk Jorg. Dia dikirim untuk merebut Castle Red di perbatasan kerajaan ayahnya. Jorg berhasil, tentu saja. Pada akhirnya, meskipun tidak menjadi Raja Ancrath, Jorg tetap mencapai tujuannya menjadi raja pada usia 15 tahun. Sayangnya, dia belum mendapatkan hati Putri Katherine yang malah membencinya.

Adegan pertarungannya OKE banget. Juga ada konsep menarik, yaitu ternyata latar belakang waktunya masa depan, bukan masa lalu (padahal dari sampulnya terkesan zaman pertengahan). Cerita ini juga dibubuhi unsur fantasi dengan adanya penyihir dan necromancer, jadi pasarnya lebih luas. Kadang-kadang, karena Jorg sangat hebat dan lihai, agak sulit percaya bahwa Jorg masih remaja. Pada awal cerita agak sulit bersimpati kepada tokoh utamanya yang berhati dingin dan bertangan dingin, tapi hal itu berubah seiring berjalannya cerita dan perasaan Jorg lebih didalami. Lagipula, pembaca laki-laki mungkin tidak mempermasalahkan hal ini.


Terjemahan Indonesia novel ini akan diterbitkan oleh Ufuk Fiction 2012


View all my reviews

14 Februari, 2011

Numbers karya Rachel Ward

Resensi ini ditulis oleh Nina S.


Bagi Jem, melihat angka bukanlah sesuatu yang mudah. Tentu saja, karena angka-angka yang muncul setiap ia bertatapan dengan orang lain adalah angka kematian.
Jem, 15 tahun, memang seorang gadis dengan kemampuan tak biasa. Sejak kecil ia sudah terbiasa dengan penglihatan yang ia miliki. Namun, saat ibunya meninggal karena overdosis di usianya yang baru sebelas tahun, barulah ia sadar kalau angka-angka itu sebenarnya adalah tanggal kematian.

01 Februari, 2011

The Incorrigible Children of Ashton Place

Resensi ini ditulis oleh Nina S.

-The Misterious Howling-

by Maryrose Wood

Cerita ini dibuka dengan kemunculan Penelope Lumley—gadis lima belas tahun yang baru saja lulus dari Akademi Swanburne—yang melakukan perjalanan panjang untuk wawancara kerja pertamanya. Ia pergi ke Ashton Place, kawasan rumah pribadi yang ternyata sangat besar dengan pemiliknya yang kaya raya, untuk melamar kerja sebagai pengajar anak-anak di rumah itu. Setelah wawancara singkat, ia pun langsung diterima. Yang tak pernah ia sangka-sangka, anak-anak yang harus ia didik adalah tiga anak yang tidak biasa. Ia bertemu dengan anak-anak dengan tingkah binatang yang hanya bisa melolong dan terkunci di dalam gudang gelap dengan hanya jerami dan selimut untuk menghangatkan tubuh mereka. Setelah itu, barulah ia diberitahu bahwa ketiga anak itu adalah anak-anak yang ditemukan di dalam hutan pribadi milik keluarga Ashton saat perburuan dan kemungkinan besar telah dibesarkan oleh serigala.


Resensi Toby Alone

Resensi ini ditulis oleh Nina S.

Toby hanyalah anak kecil yang baru berumur 13 tahun. Tapi, dalam waktu singkat ia telah menjadi orang yang paling diburu di dunianya. Bayaran yang sangat tinggi akan diberikan pada siapa pun yang mampu menangkapnya. Jadi, ia pun harus bersembunyi, terus lari menghindar, dan berjuang sekeras mungkin untuk menyelamatkan nyawanya—SENDIRIAN.

Tapi, apa istimewanya anak ini?

Well, jawabannya tidak akan diketahui dengan mudah.

Tapi, ketika membaca kalimat awal di buku ini, kita akan langsung dibawa ke sebuah dunia yang berbeda melalui perjalanan Toby Lolness. Toby barangkali tak jauh berbeda dari kebanyakan anak 13 tahun di sekitar kita. Tapi, ia adalah tokoh yang sangat berbeda. Ia hanya memiliki tinggi satu setengah milimeter. Benar. Ia sangat-sangat-sangat kecil. Dan ia hidup di sebuah dunia yang bernama Pohon— yang di mata kita hanya berupa sebatang pohon ek tua yang besar. Seperti seluruh penduduk Pohon, Toby menganggap bahwa tempatnya tinggal adalah satu-satunya dunia yang ada, di mana tiap cabang pohon memiliki penduduk dengan kasta yang berbeda, urut mulai dari Puncak Pohon yang dihuni para penduduk yang glamor, kaya, berpendidikan, dan berkuasa, sampai ke cabang-cabang pohon dari atas hingga Cabang Bawah, tempat Toby dan keluarganya tinggal sekarang ini setelah mereka diasingkan dari Cabang Atas.

A Thousand Tomorrows

Resensi ini ditulis oleh Nina S.

A Thousand Tomorrow
Ribuan Hari Esok
ISBN: 978-602-8801-50-8
Ukuran: 12.5 x 19 cm
Halaman: 384 halaman
Terbit: Desember 2010
Harga: Rp49.900,00


Cody Gunner adalah pemuda yang terluka karena masa lalunya, terluka karena ditinggal ayahnya begitu saja saat masih kecil, dan kemudian membenci ibunya karena tidak berbuat apa-apa untuk membuat keluarga itu tetap utuh. Satu-satunya orang yang ia sayangi hanyalah Carl Joseph, adiknya yang menderita down syndrome—yang ternyata menjadi penyebab utama kenapa ayahnya pergi. Cody membawa kemarahan itu terus-menerus sampai dewasa hingga ia tidak pernah membiarkan siapapun untuk masuk ke dalam kehidupannya, dan selalu menghindari apapun yang berkaitan dengan ayahnya, termasuk menolak kesempatan untuk bermain sepak bola walaupun itu adalah bakat alaminya.

29 Januari, 2011

Menghijaukan Pemikiran Bangsa Lewat Fiksi Anak

Bahkan jika detik ini aku menutup mata, aku bisa melihatnya dengan mata batinku. Anak laki-laki berkulit gelap dan berambut keriting itu aku temui saat rok lipit merah rajin menemaniku. Tubuhnya kurus tapi berotot kencang, dan aku bayangkan matanya selalu bersinar.

Anak itu begitu mencintai hutannya, yang dia lewati berkilo-kilometer setiap hari untuk mencapai sekolahnya. Cinta itu bisa diraba dari cara dia menapaki rimba dan melompati dahan pepohonan dengan ringan. Memang dia tak beralas kaki dan berpakaian minim, namun gerakannya selalu lebih gesit daripada dua orang kota yang dengan canggung dan susah payah mengikutinya dari belakang. Pikiran anak itu bersih, tidak mengenal jahat dan curang, sampai kedua orang kota itu mengkhianati desanya, mengkhianati hutannya, berusaha merusak segala yang ada.


Dua belas tahun lalu, saya membuka lemari di ruang guru dan menemukan harta karun. Banyak buku cerita anak-anak teronggok di dalamnya. Buku-buku itu tipis, sangat sederhana, dan agak berdebu. Kenapa guru-guru saya tidak pernah menawari kami, murid-murid mereka, untuk membaca buku-buku itu tidak pernah saya tanyakan. Saya rasa saya melupakan hal itu karena terlalu nikmat membaca dua di antaranya.

22 Januari, 2011

Resensi Percy Jackson and the Olympians: The Last Olympian

Judul: Percy Jackson and the Olympians: Dewi Olympia Terakhir

No. ISBN: 9789794335901

Penulis: Rick Riordan

Penerjemah: Reni Indardini

Penerbit: Hikmah

Cetakan: 2010

Pilihan Sang Pahlawan

Saat membaca novel fantasi, mungkin kita pernah ingin mengomel kepada tokoh utamanya kenapa bingung? kenapa ragu? cepat tentukan pilihanmu! Padahal, kalau kita berada di posisi tokoh utama itu, bisa jadi kita lebih galau dan lebih takut lagi. Nah, bagaimana kalau ternyata kau adalah blasteran, anak salah seorang dewa Olympia, dan nasib umat manusia tergantung kepada pilihan-pilihanmu?

Inilah yang dihadapi oleh Percy Jackson, putra blasteran Poseidon dengan manusia, sepanjang seri Percy Jackson & The Olympians karya Rick Riordan. Selain harus menyesuaikan dan membuktikan diri di Perkembahan Blasteran tempat anak-anak blasteran dididik, Percy dan kawan-kawan harus menghadapi Kronos dan bangsa Titan yang berusaha melengserkan tampuk pimpinan dewa-dewi Olympia dan menguasai dunia. Mari kita simak sekilas laga Percy Jackson dalam buku terakhir seri ini.

Pada usianya yang menjelang enam belas tahun, Percy dihadapkan dengan banyak pilihan. Setelah meledakkan kapal Putri Andromeda yang berisi para prajurit Kronos, Percy menemukan bahwa istana ayahnya—Poseidon—di dasar laut berada dalam keadaan genting. Siapa yang lebih membutuhkan Percy: ayahnya atau teman-teman di Perkemahan Blasteran yang akan melawan bangsa Titans dalam hitungan hari? Kali ini ayahnyalah yang menentukan pilihan bagi Percy, yaitu kembali ke Perkemahan Blasteran untuk mendengarkan Ramalan Besar. Tentu saja, ramalan ini malah mengarahkan Percy kepada pilihan-pilihan yang lebih sulit lagi.


Jiwa sang pahlawan, bilah terkutuk yang akan menghabisi.

Satu pilihan akan akhiri usianya.

Olympus tetap lestari atau binasa.


Apakah Percy akan lari atau menghadapi isi ramalan ini? Pilihan apa yang dimaksud dalam ramalan tersebut?


Meskipun sempat takut dan ragu, Percy tidak memilih untuk lari. Bahkan, Percy mandi di sungai Styx untuk mendapatkan kekuatan yang setara dengan tubuh Kronos. Percy tetap memimpin kawan-kawan blasterannya melindungi Manhattan, sementara para dewa-dewi Olympia disibukkan oleh raksasa Typhon di tempat lain. Selain kalah jumlah, Percy juga dihadapkan dengan fakta bahwa Kronos, pemimpi bangsa Titan, merasuki tubuh Luke. Sudah sulit bagi Percy yang pernah berteman dengan Luke untuk melawannya, apalagi bagi Annabeth yang sejak kecil menjadikan Luke sosok teladannya. Di tengah-tengah pertempuran pun Percy digoda untuk menyerah dengan membuka “kotak” Pandora supaya nyawa teman-temannya selamat.


Bagaimanapun juga, Percy tidak menyadari bahwa ada satu pilihan lagi, yaitu pilihan untuk mempercayai bahwa pahlawan di dalam ramalan itu adalah dirinya. Bagaimana kalau ternyata pahlawan yang dimaksud adalah blasteran lain? Bagaimana kalau bukan Percy yang harus menentukan pilihan yang akan mengakhiri usianya? Dapatkah Percy mempercayai orang lain itu ketika yang dipertaruhkan adalah nasib bangsa Olympia dan umat manusia?


Dengan bimbingan dewi Olympia terakhir, Dewi Hestia sang Dewi Perapian, dan didampingi oleh teman-temannya yang gagah berani, Percy berusaha menjawab semua pertanyaan ini.



Membaca Percy Jackson seperti mendengarkan seorang teman dekat sedang bercerita. Tentunya karena teman ini laki-laki, perasaan takut dan gelisahnya tidak diungkapkan panjang lebar, bahkan cenderung samar-samar. Namun, penuturan dan uraian Percy selalu jujur dan dia tidak sok sempurna dalam memandang sesuatu.


Rick Riordan juga berhasil menggambarkan interaksi yang menarik di antara para blasteran. Clarisse yang bergengsi tinggi, anak-anak Apollo yang bisa mengutuk pondok lain untuk berbicara dalam kuplet berirama selama seminggu, dan anak-anak pondok Hermes yang terkesan rusuh hanyalah sebagian dari detail menarik yang bisa diperhatikan dalam novel ini.


Isu lingkungan tidak terlupakan pula. Grover yang mengajak alam bekerja sama membantu Percy dan kawan-kawan mengingatkan kita betapa pentingnya menjaga keselarasan dengan alam. Dewa Sungai East dan Dewa Sungai Hudson yang girang ketika mendapatkan dolar pasir untuk membersihkan polusi dari perairan mereka juga merupakan pengingat akan nikmatnya kebersihan.


Apa lagi yang menarik dari buku kelima seri Percy Jackson ini? Ah, ya tentu saja kisah cintanya. Percy selalu serba salah di antara Rachel dan Annabeth yang saling cemburu. Ini cinta khas remaja, cinta yang masih berusaha dipahami oleh Percy yang merasakannya. Apakah akhirnya Percy bersama Rachel atau Annabeth? Ataukah Percy belum juga bisa menentukan? Silakan cari sendiri jawabannya di dalam Percy Jackson & The Olympians: Dewi Olympia Terakhir.