Aku Juga Ada di Sini

13 Desember, 2012

Tantangan Membaca Fantasi

Tahun depan saya mengikuti tantangan 2013 TBRR Pile - A Fantasy Reading Challenge membaca dan mengulas novel-novel fantasi (12 novel untuk dibaca dan diulas di blog ini). Informasi selengkapnya perihal tantangan bisa dilihat dengan mengeklik gambar di bawah ini.



Berikut ini daftar buku yang akan saya baca untuk tantangan utamanya. Informasi tentang buku-buku yang saya sebutkan bisa diperoleh dengan mengeklik gambar masing-masing.

1. Vandaria Saga: Redfang karya Fachrul R.U.N.




27 November, 2012

December Giveaway

Terima kasih atas partisipasi teman-teman pada giveaway saya sebelumnya (pemenang: Wita R. dan Fenny W.). Selagi senang, saya langsung luncurkan giveaway berikutnya. Kali ini dengan rentang waktu lebih pendek ^^; (sebelumnya terlalu lama) dan hadiahnya novel romance, tepatnya historical romance, yang baru diterbitkan oleh GPU dua minggu lalu.




Sebagai gadis abad 21, Tessa St. James tidak memercayai keberadaan Arthur dan para Kesatria Meja Bundar. Baginya legenda Arthur tak lebih dari dongeng pengantar tidur...hingga ia ditarik melintasi waktu untuk menjalankan misi bersama Galahad.
Sebagai kesatria abad pertengahan, Galahad tak mau membawa wanita dalam misinya - meski wanita itu berasal dari negeri jauh dan berbeda dengan wanita mana pun yang pernah ditemuinya. Tapi Arthur dan Merlin telah menentukan segalanya dan Galahad pun harus tunduk. Dalam perjuangan mereka memecahkan teka-teki, membunuh naga, dan mengalahkan penyihir, Tessa membuktikan dirinya kepada sang kesatria. Galahad kemudian belajar memercayai Tessa dengan nyawanya, namun akankah ia memercayai Tessa dengan hatinya?

Demikian deskripsi di sampul belakangnya. Ini novel historical romance pertama yang saya terjemahkan. Jadi, saya senang ada unsur fantasinya (lintas waktu, legenda Arthur, dan sihir Merlin). Novel Historical Romance terjemahan saya berikutnya bisa dilihat di blog saya tentang penerjemahan.

Giveaway ini bisa diikuti siapa pun yang beralamat di Indonesia. Apabila pemenang tidak dapat dihubungi dalam 48 jam atau tidak punya alamat di Indonesia, saya pilih pemenang lain.

Semoga beruntung \^^/


a Rafflecopter giveaway

21 November, 2012

Wishful Wednesday: Dari Asap dan Tulang (Laini Taylor)



Judul: Daughter of Smoke and Bone (Dari Asap dan Tulang)
Penulis: Laini Taylor
Penerbit: GPU, September 2012

Aku pernah menerjemahkan karya Laini Taylor yang lain: kumpulan cerpen Lips Touch. Dari situ, aku suka sekali cerita Laini Taylor yang unik dan tuturannya yang indah. Aku sudah lama ingin novel YA Laini Taylor, Daughter of Smoke & Bone, tapi tertimbun oleh novel-novel fantasi lokal. Senang sekali sewaktu tahu novel ini diterbitkan oleh Gramedia dengan terjemahan Primadonna Angela yang jempolan.

Novel ini bisa diperoleh dengan harga (sebelum diskon) Rp65.000,00 di BukaBuku dan BukuKita.

Kebetulan Kak Astrid sedang mengadakan Birthday Giveaway dengan Wishful Wednesday di blognya (klik gambar di bawah ini). Selamat ulang tahun Kak Astrid dan semoga Wishful Wednesday-ku terkabul ;)




16 November, 2012

Perjalanan Empat Sutradara Indonesia


Judul: My Life as Film Director
Penulis: Haqi Achmad
Penerbit: Plot Point

Hal pertama yang membuat saya terkesan ketika mendapatkan buku ini adalah kertasnya full color. Selain itu, hurufnya besar-besar dengan tataletak yang enak dibaca; sangat cocok untuk buku panduan semacam ini. My Life as Film Director termasuk seri My Life As yang diterbitkan oleh PlotPoint Publishing. Judul lainnya adalah My Life as Music Video Director, ditulis oleh Haqi Achmad juga.

Empat sutradara menjadi narasumber buku ini:
  • Joko Anwar, sutradara Modus Anomali, Janji Joni
  • Hanung Bramantyo, sutradara Ayat Ayat Cinta, Tanda Tanya
  • Sammaria, sutradara Cin(T)a, Demi Ucok
  • Ifa Ifansyah, sutradara Garuda di Dadaku, Sang Penari



Proses pembuatan film hanya digambarkan sedikit karena pada dasarnya buku ini berisi kisah perjalanan setiap sutradara di atas dari bagaimana tertarik kepada perfilman hingga prestasi-prestasi terkini. Semula saya kira isi buku ini akan terpisah menjadi empat bagian untuk masing-masing narasumber. Ternyata Haqi Achmad dapat memadukan informasi yang diperolehnya dari mereka dengan sangat baik.

Tiga di antara mereka merintis kemampuan dari teater sekolah. Sammaria baru menyadari ketertarikannya kepada perfilman pada jenjang kuliah dan ikut serta dalam klub film di kampusnya. Perjalanan mereka hingga menjadi sutradara mempunyai keunikan masing-masing. Tantangan tidak hanya berasal dari diri sendiri dan sesama pegiat film, tapi juga dari lingkungan sekitar dan orangtua yang mengkhawatirkan rezeki anak-anaknya jika berkarir di perfilman. Semuanya berbuah manis ketika arus karir para sutradara ini sudah mantap. Walaupun demikian, mereka tetap belajar dari setiap film garapannya dan berbagi kepada kita lewat buku ini.

“The best education in film is to make on.”
-Stanley Kubrick, sutradara 2001: A Space Odissey

Di antara kutipan-kutipan sutradara internasional, kutipan itulah yang paling dipegang oleh keempat narasumber buku ini. Percuma mempelajari dan melakukan segala macam hal apabila tidak rajin membuat film. Lagi pula, menjadi sutradara tidak hanya menyangkut hasil filmnya, tapi juga kepiawaiannya memimpin tim sepanjang proses pembuatan film.

Akhir kata, buku ini pantas dibaca semua orang, baik bagi kita yang sedang mempertimbangkan untuk melibatkan diri di dunia perfilman maupun bagi kita yang ingin menambah wawasan saja. Penulisannya yang simpel dan mengalir pun membuat buku ini bisa dibaca adik-adik kita sedari usia 10 tahun ke atas. Semoga PlotPoint dan Haqi Achmad meluncurkan buku-buku My Life As lagi.

27 Oktober, 2012

November Giveaway

Halo,

ini kali pertama saya mengadakan giveaway, semoga bisa rutin xD (wajah tidak yakin).


Giveaway dimulai 27 Oktober 2012 hingga 27 November 2012 dan berlaku bagi peserta yang berada di Indonesia saja.


Sudah kelihatan ya, hadiah pertama "pinjam" dari tim Vandaria Saga :p. Semoga hadiah keduanya masih diinginkan walaupun sudah lama terbitnya. Info tentang buku-buku itu bisa ditemukan dengan mengeklik gambar masing-masing di bawah ini.


Sekilas info: silakan berkunjung ke http://fiksimelodyvioline.wordpress.com/ untuk mengetahui kabar novel Vandaria Saga karangan saya ;)

Hadiah 1

Persembahan Tim Vandaria Saga


Hadiah 2


atau






a Rafflecopter giveaway

26 September, 2012

Nicky di Negeri Sejuta Mimpi


Winter DreamsWinter Dreams by Maggie Tiojakin
My rating: 4 of 5 stars

Winter Dreams adalah novel karya Maggie Tiojakin, seorang penerjemah yang terkenal dengan terjemahan cerpen-cerpen sastranya dalam Fiksi Lotus. Pertama kali saya mendengar tentang novel ini adalah ketika Maggie menjadi pembicara di Festival Pembaca Indonesia akhir tahun lalu. Selain sampulnya yang cantik dengan misterius, Maggie juga menggugah penonton dengan menegaskan kehadiran tokoh utama yang anti-hero dan latar cerita Amerika Serikat.

Sederhananya, seorang tokoh anti-hero tidak memenuhi harapan kita tentang pahlawan atau teladan yang sedikit-banyak kita harapkan dari sosok protagonis. Nicky F. Rompa tidak mempunyai prestasi khusus atau bahkan sekadar hobi yang membuat dirinya menarik. Dia hidup seperti hanya demi melewati hari demi hari tanpa tujuan yang berarti. Pertengkaran Nicky dengan ayahnya membuat ibunya, yang sudah bercerai dengan ayahnya, mengirimnya untuk tinggal di Amerika Serikat. Meninggalkan bangku kuliahnya di Indonesia, Nicky memulai hidup di negeri sejuta mimpi sebagai illegal alien atau pendatang gelap.

25 Juli, 2012

Darah dan Cinta Di Tepi Sungai Ordelahr




Di Tepi Sungai Ordelahr (Estarath: Seri Hikayat Orang Utara, #1)Di Tepi Sungai Ordelahr by R.D. Villam
My rating: 5 of 5 stars

Sebenarnya ini buku pertama RD Villam yang aku baca digigit Kapten Kucing karena belum baca Akkadia dan memang tahun 2012 ini aku jarang menghabiskan baca novel (yang bukan kerjaan atau bukan buntelan bersyarat), sekalipun novel tipis. Jadi itu saja sudah menuai empat bintang, lalu aku tambah satu bintang lagi karena aku memang sangat suka buku kesatu dalam seri Hikayat Orang Utara ini. Sempat terpikir untuk pelit bintang karena tidak ada binatang buas yang ditampilkan, tapi ya sudahlah :p

Dalam satu kalimat, Di Tepi Sungai Ordelahr dapat digambarkan begini:

Sesudah bertahun-tahun dalam pengasingan, Vilnar kembali ke suku asalnya bersama istri dan anak tanpa menduga betapa peliknya masalah yang menanti di sana.


20 Juni, 2012

Demi Cium (Resensi Lips Touch)

Lips Touch: Three TimesLips Touch: Three Times by Laini Taylor

My rating: 5 of 5 stars


Ini adalah kumpulan cerpen tentang ciuman yang membawa akibat supranatural mengerikan bagi tiga orang gadis. Cerita pertama, "Buah Goblin", berkisah tentang Kizzy yang diincar oleh goblin. Goblin itu berubah menjadi pemuda tampan anak baru di sekolah yang mendekatinya. Kalau sampai dicium pemuda itu, Kizzy mati. Cerita kedua, "Kutukan Kecil yang Berbumbu Seperti Ini", berkisah tentang Anamique yang dikutuk mempunyai suara yang bisa membunuh siapa pun yang mendengarnya, sehingga ia tidak pernah bicara hingga cinta menggodanya dan ciuman pertamanya berakibat fatal bagi semua orang. Cerita ketiga, "Menetas", berkisah tentang seorang ratu abadi yang berhasil mengingat masa lalunya lewat ciuman.

Cerita-ceritanya unik, gelap, dan tetap romantis. Latar belakangnya cukup kental, tapi tidak berlebihan. Tokoh-tokohnya tetap tergambar dengan baik, meskipun singkat karena ini cerpen. Cerita pertama relatif sederhana, tapi cerita kedua utuh, cerita ketiga sangat mendalam (bahkan bisa dikembangkan menjadi novel yang menarik). Tingkatan ini akan menghindarkan pembaca dari rasa kecewa. Bagaimanapun juga, cerita pertama yang sederhana pun cukup kuat untuk mempertahankan pembaca.

Terjemahan kumcer ini baru saja diterbitkan oleh Ufuk Heart (salah satu lini Ufuk Publishing House), tetapi sayang gambar-gambar memesona dari suami Laini Taylor tidak diikutkan. Kebetulan penerjemahnya adalah... *uhuk2* saya sendiri. Gaya penulisan Laini Taylor sangat baik dan semoga terjemahan saya tidak mengecewakan.


31 Mei, 2012

Kembang Cinta Selama Tiga Zaman


Kembang JepunKembang Jepun by Remy Sylado
My rating: 4 of 5 stars


Penerbit : Gramedia, 2003
Tebal : 328 halaman



Plot utama dalam novel ini adalah kisah cinta antara Keke dan Tjak Broto. Perjuangan mereka mengarungi hidup dan mempertahankan cinta mereka telah melalui tiga zaman: zaman kolonial, zaman pendudukan Jepang, dan zaman kemerdekaan. Mereka dipermainkan oleh nasib, dipisahkan oleh jarak, diasingkan oleh waktu. Berkali-kali mereka bersilangan sampai hampir pupus harapan. Akan tetapi, takdir mempertemukan mereka kembali karena mereka masih saling cinta.

Pada zaman kolonial atau zaman penjajahan Belanda, Keke dan Tjak Broto bertemu untuk pertama kali. Saat itu, Keke adalah geisha bernama Keiko di Shinju, sebuah tempat usaha milik orang Jepang di Jalan Kembang Jepun, sedangkan Tjak Broto wartawan surat kabar di Surabaya. Cinta tumbuh di antara mereka. Sebagai simbol cinta mereka, Tjak Broto memberi Keke sebuah liontin yang terpatri mantra supaya pemakainya dikasihi. Beberapa tahun kemudian, Keke meninggalkan Shinju untuk menikah dengan Tjak Broto. Mereka menikah di rumah Mbah Soelis, nenek Tjak Broto dari pihak ayah, karena kurang disetujui oleh ibu Tjak Broto.


30 April, 2012

Tip di Negeri Oz

The Marvelous Land of OzThe Marvelous Land of Oz by L. Frank Baum
My rating: 3 of 5 stars


Penerjemah: Justine Tedjasukmana
Ilustrasi dan Penyunting: Ida Wajdi
ISBN: 978-979-024-494-8
Halaman: 234
Penerbit : Atria, Februari 2012
Harga: Rp 30.000,00

The Marvelous Land of Oz adalah sekuel novel anak-anak klasik, The Wonderful Wizard of Oz. Semula L. Frank Baum sang empu cerita tidak berniat menulis sekuelnya. Namun, surat keseribu dari penggemar datang dan beliau pun memenuhi permintaan mereka. Maka terbitlah The Marvelous Land of Oz kali pertama pada tahun 1904 dan versi terjemahan bahasa Indonesia-nya diterbitkan oleh Atria tahun ini.

Sama-sama berlatar di negeri khayalan bernama Oz, tokoh utama novel ini adalah anak laki-laki bernama Tip. Berbeda dengan Dorothy yang berasal dari dunia kita, Tip memang lahir dan dibesarkan di Oz. Karena diperlakukan dengan buruk oleh penyihir yang mengasuhnya, Tip melarikan diri bersama Jack si Labu yang telah disihir hidup. Dalam perjalanan ke Kota Zamrud, Tip menyihir kuda kayu untuk membantu mereka. Ketika Tip sampai di sana, Kota Zamrud dikudeta oleh kelompok gadis-gadis yang telah muak dengan kepemimpinan laki-laki, terutama Yang Mulia Raja Jerami. Karena terdesak, mereka melarikan diri dari Kota Zamrud. Bisakah Tip mengumpulkan bantuan agar Boneka Jerami kembali bertahta? Namun, apakah sesederhana itu permasalahannya?


16 April, 2012

Menjelajahi Benua Elir


Takdir Elir (Trilogi Elir, #1)Takdir Elir by Hans J. Gumulia
My rating: 4 of 5 stars

Takdir Elir adalah buku pertama dari trilogi Chronicles of Elir karya Hans J. Gumulia. Novel ini merupakan novel ketiga Vandaria Saga, menyusul Harta Vaeran dan Ratu Seribu Tahun yang sudah terbit tahun lalu. Selain kesamaan hidup di semesta, sejauh ini tidak ada hubungan cerita yang signifikan di antara Takdir Elir dengan kedua novel pendahulunya. Ketebalannya pun kurang dari setengah masing-masing novel tadi sehingga membeli Takdir Elir tidak membutuhkan pertimbangan seberat Harta Vaeran dan Ratu Seribu Tahun.

Dari deskripsi pada sampul belakang Takdir Elir, saya kira tokoh utamanya hanya Rozmerga. Ternyata ada lima tokoh utama dan, seperti bisa ditebak, saya belum terlalu bisa mengenali mereka karena tipisnya buku ini hanya memberikan sedikit kesempatan bagi masing-masing tokoh untuk tampil.

Rozmerga adalah frameless yang berpangkat cukup tinggi sebagai ksatria Valiant di tanah suci Bedina, pusat Ordo Vhranas yang dianut oleh manusia dan frameless di Vandaria. Seorang Pendeta Agung Ordo Vhranas didatangi Vanadis (dewa) yang menyampaikan pesan bahwa Benua Elir membutuhkan bantuan. Itulah latar belakang Rozmerga dikirim ke sana dari Bedina yang terletak di Tanah Utama Vandaria (benua tengah yang sebesar Asia ditambah sepertiga Afrika).


30 Maret, 2012

Perempuan-perempuan yang Bermimpi


Tarian BumiTarian Bumi by Oka Rusmini
My rating: 5 of 5 stars

Tarian Bumi karya Oka Rusmini ini menggunakan narrative order yaitu narasi yang dimulai di tengah-tengah perkembangan kejadiannya sesuai dengan pengisahannya. Telaga sebagai pencerita memberitahu kita sejarah keluarganya dari kedua neneknya (Ida Ayu Sagra Pidada dan Luh Dalem) sampai dirinya memiliki seorang anak, Luh Sari.


Bila diceritakan secara kronologis, novel ini dapat dimulai dengan perjalanan hidup Luh Sekar, ibu Telaga. Selama masih menjadi perempuan sudra (kasta terendah dalam masyarakat agama Hindu) atau orang kebanyakan, keluarga Luh Sekar hidup miskin dan dikucilkan masyarakat karena ayah Luh Sekar yang telah pergi dari rumah adalah seorang anggota PKI. Dalam tekanan itu, Luh Sekar berambisi mendapat pengakuan dari masyarakat dengan menjadi pragina, primadona dalam grup tari. Mimpi ini tidak dengan mudah ia raih. Setelah berhasil menjadi pragina, Luh Sekar bermimpi lagi, kali ini menjadi seorang brahmana (kasta tertinggi dalam masyarakat agama Hindu).


Mimpi Luh Sekar menjadi seorang brahmana harus dibayar mahal. Selain berganti nama menjadi Jero Kenanga, Sekar harus berpisah dengan Luh Dalem, ibunya, dan Luh Kenten, sahabat satu-satunya. Dalam kehidupan barunya pun Sekar mengalami banyak kesulitan. Suaminya, Ida Bagus Ngurah Pidada, gemar main perempuan, berjudi, dan mabuk-mabukan. Ibu mertuanya, Ida Ayu Sagra Pidada, selalu menyalahkan Sekar perihal tingkah laku suaminya itu. Sekar sadar kalau semua kesulitan yang dihadapinya itu adalah konsekuensi dari mimpinya. Karenanya, Sekar menerima perlakuan ibu mertuanya terhadapnya.


Ida Ayu Telaga Pidada lahir dengan dibebani mimpi-mimpi Sekar. Telaga diingini menjadi perempuan terbaik, tercantik, dan nantinya menikah dengan seorang Ida Bagus. Telaga belajar pada Luh Kambren, guru tari terbaik dan termahal di seluruh desa. Luh Kambren mengakui Telaga sebagai murid terbaiknya, perempuan yang tepat untuk diberi taksu miliknya. Telaga pun menjadi penari terbaik dan tercantik seperti yang diidam-idamkan oleh ibunya.


26 Maret, 2012

Resensi Kita Semua Anak Negeri Ini


Kita Semua Anak Negeri IniKita Semua Anak Negeri Ini by Fahri Asiza
My rating: 4 of 5 stars


Mengatasi Trauma dan Menjadi Anak Negeri Ini

Kita Semua Anak Negeri Ini dipilih dari novel-novel anak fiksi realistik karya Fahri Asiza lainnya karena judul novel ini memberi kesan adanya pesan moral yang mendalam, yaitu tidak boleh mendiskriminasi teman. Novel ini berkisah seputar tiga orang anak, yaitu Ratih, Lilian, dan Dudi. Cerita dimulai ketika Lilian menjadi murid baru di kelas VIB SD Muhammadiyah 12 Pamulang. Dudi langsung mengejek Lilian karena anak baru itu bermata sipit. Hari itu juga, Dudi menekan Lilian untuk pindah sekolah. Dudi tidak sudi ada anak bermata sipit di sekolahnya. Ratih, teman sebangku Lilian, menegur Dudi akan sikapnya terhadap Lilian itu.


Meskipun Lilian tetap tersenyum dengan sabar menghadapi Dudi, ternyata sikap Dudi itu membuatnya sedih. Lilian jadi teringat peristiwa kerusuhan yang terjadi beberapa bulan silam. Tapi mengapa? Apakah kebencian Dudi sama dengan kebencian orang-orang lain yang pernah merusak segalanya? (Asiza, 2006: 31) Akankah mereka dapat berteman?


06 Maret, 2012

Resensi The Lost Hero: Pahlawan yang Hilang (Ingatan)


The Lost Hero (Heroes of Olympus, #1)The Lost Hero by Rick Riordan
My rating: 4 of 5 stars

Penerbit: Mizan Fantasi, Cetakan I Januari 2012
Penerjemah: Reni Indardini
Penyunting: Tendy Yulianes
Peresensi: Melody Violine
Tebal: 586 halaman

Dengan suksesnya serial Percy Jackson, kita tentu berharap karya-karya Rick Riordan berikutnya (setidaknya) bisa memberikan kepuasan yang setara, apalagi bagi seri The Heroes of Olympus yang merupakan lanjutan dari Percy Jackson. Kira-kira begitulah perasaan saya ketika nomor pertamanya yang berjudul The Lost Hero sampai di tangan. Pertama dilihat, tebalnya lebih, gambar sampulnya juga wow... ada naga mekanis! Apakah akan ada unsur mekanika dalam seri ini, tidak melulu sabet-sabetan dan sihir?


Saya pun tidak kecewa...


Seperti Red Pyramid, The Lost Hero diceritakan secara bergantian dari kacamata tokoh-tokoh utamanya (tapi tetap dengan sudut pandang orang ketiga), yaitu Jason, Piper, dan Leo. Sejak awal cerita, Riordan langsung menyodorkan kita kepada keganjilan yang genting: Jason tidak ingat apa-apa tentang dirinya. Piper merasa Jason adalah pacarnya sementara Leo menganggap Jason sebagai sahabatnya, tapi apakah benar demikian?


Darmawisata sekolah yang diikuti oleh trio ini segera berubah menjadi bencana ketika roh badai menyerang mereka. Saat membela diri dan teman-temannya, Jason mendapati bahwa dirinya mahir berpedang serta akrab dengan petir dan angin. Dibawalah mereka bertiga ke Perkemahan Blasteran tempat mereka diantar berkeliling oleh para pekemah senior seperti Annabeth. Hmm, ada Annabeth, tapi di mana Percy?

24 Februari, 2012

Resensi In The Name of Wish


In the Name of WishIn the Name of Wish by [.Re]
My rating: 3 of 5 stars



In The Name of Wish adalah novel kecil karya [.Re] alias Rendi yang diterbitkan Januari 2012 lalu. Kita diperkenalkan kepada Drakhmann yang sedingin es baik secara fisik maupun sikap. Drakhmann dikenal sebagai Mentalist (semacam penyihir) jenius yang menjadi pejabat R-Knight (pasukan keamanan) pada usia muda. Sosoknya yang rupawan juga membuat banyak perempuan membicarakannya.


Drakhmann ini mengidap penyakit langka yang menjadikan fisiknya dingin dan menyebarkan dingin. Kasus yang menjadi inti cerita ini juga berhubungan dengan “dingin”, tepatnya pertunjukan salju yang akan diadakan di Scutleiss oleh para Mentalist dari negara lain. Sebagai penduduk negeri beriklim tropis, warga Scutleiss tentu tak sabar menantikan acara tersebut. Namun, Drakhmann mencurigai akan ada masalah dengan salju yang dipertunjukkan. Kecemasan Drakhmann ditepis oleh Gubernur Loban, tetapi Drakhmann bertekad akan tetap menyelidikinya, didampingi oleh Vita gadis pelayannya. Akankah kekhawatiran Drakhmann terbukti benar?


Hal pertama yang saya perhatikan adalah penuturan Rendi yang menawan: kalimat-kalimatnya enak dibaca dan pilihan katanya memikat. Sayangnya, keindahan gaya penulisan ini dinodai oleh kesalahan EYD dan typo yang cukup banyak. Interaksi antara Vita dengan Drakhmann menarik, terutama ketika bumbu romansa memercik di antara mereka. Hal ini membantu saya menapaki alur ceritanya yang agak lambat karena mengandung unsur politik. Penantian saya berbuah manis karena Rendi menyuguhkan adegan laga yang cukup dramatis pada klimaks cerita, disusul oleh pemecahan kasus yang mengharukan.


Mungkin karena cerita ini sangat singkat, saya masih kurang memahami konsep sihir yang dirancang oleh Rendi. Saya hanya menyadari adanya gurindam, pantun, dan lain-lain sebagai rapalan sihir yang sesungguhnya menarik tapi novel kecil ini tidak memberi saya kesempatan untuk mendalaminya. Terakhir, saya belum paham kenapa judulnya In The Name of Wish; saya curiga saya saja yang gagal mencernanya. Bagaimanapun, In The Name of Wish layak dibaca, apalagi kemasannya membuat mata kita merasa nyaman. well+done!


View all my reviews

23 Februari, 2012

Resensi The 13th Reality


The Journal of Curious Letters (The 13th Reality, #1)The Journal of Curious Letters by James Dashner
My rating: 3 of 5 stars




Setelah menentukan pilihan, apakah kita pernah bertanya-tanya bagaimana jadinya hidup kita bila kita mengambil pilihan lain pada waktu itu? Bagi teman-teman yang suka membaca komik, mungkin ada yang ingat salah satu alat Doraemon berbentuk kotak telepon yang bisa mengantar kita kepada dunia alternatif, ke realitas yang berbeda: dengan memesan “aku ingin ada sihir di dunia ini”, kita akan melangkah keluar kotak telepon dan mendapati bahwa sihir telah menjadi bagian tak terpisahkan dari dunia kita yang biasa.


Gagasan inilah yang dikembangkan oleh James Dashner dalam novel anak-anak berjudul The Journal of Curious Letters, buku pertama dari seri The 13th Reality. Walaupun namanya terkesan seperti saudara sepupu Neville Longbottom, Atticus Higginbottom (dipanggil Tick) yang menjadi tokoh utama novel ini benar-benar anak biasa. Memang dia lebih cerdas daripada anak kebanyakan, tapi dia bukan penyihir atau anak ajaib semacamnya.


The Journal of Curious Letters dibuka dengan kedatangan seorang pria misterius di kantor pos Alaska. Pria aneh yang disebut Master George itu mengirim banyak surat untuk ke berbagai penjuru dunia. Tak lama selepas kepergiannya, wanita berbaju kuning dan berkepala botak mendatang kantor pos yang sama. Jelaslah bahwa mereka dua pihak yang bertentangan dalam rajutan cerita ini, tapi dalam hal apa mereka berseteru? Bagaimana hal ini melibatkan Tick dan anak-anak lainnya?


Hal yang paling menarik dan cukup membedakan novel ini tentu saja “curious letters” itu sendiri. Satu demi satu Tick menerima surat-surat misterius yang memberinya instruksi tentang “hal-hal yang sangat menakutkan”. Gara-gara rangkaian surat ini pula Tick mulai mengalami kejadian-kejadian aneh dalam kehidupan sehari-harinya yang semula cenderung membosankan.


Sesungguhnya petualangan Tick cukup menarik, tapi belum bisa menandingi serunya novel-novel Rick Riordan dan memukaunya dunia sihir Harry Potter. Sesekali terdapat pilihan kata terjemahan yang kurang sesuai (misalnya “bau wangi” untuk makanan lebih cocok diganti “bau harum”, halaman 29) tapi secara keseluruhan tidak mengganggu kenikmatan ceritanya. Bagaimanapun, teka-teki cerdas yang disuguhkan oleh James Dashner membuat novelnya ini patut dikoleksi.


View all my reviews

13 Februari, 2012

Fantasy Fiesta 2011: Dua Puluh Dunia Imajinasi


Fantasy Fiesta 2011: Antologi Cerita Fantasi Terbaik 2011Fantasy Fiesta 2011: Antologi Cerita Fantasi Terbaik 2011 by R.D. Villam
My rating: 4 of 5 stars

Setelah beberapa bulan dinantikan, akhirnya kumpulan cerpen Fantasy Fiesta 2011 terbit juga. Antologi ini berisi 17 cerpen terbaik dari lomba cerpen Fantasy Fiesta 2011 ditambah 3 cerpen karya masing-masing juri. Sebagai lomba cerpen fantasi, FF sudah diadakan tahunan sejak 2009, tetapi antologinya baru terbit tahunan sejak 2010. Saya termasuk peserta pada lomba terakhir dan, sayangnya, walaupun masuk 100 besar, cerpen saya tidak lolos untuk diterbitkan. Bagaimanapun juga, ikut serta dalam Fantasy Fiesta 2011 merupakan pengalaman yang luar biasa sekaligus kesempatan untuk berbagi ilmu kepenulisan bersama ratusan peserta lain.


“Bentala – Imaji” sangat cocok menjadi cerpen pembuka. Fredrik Nael sebagai pengarangnya seperti mengingatkan kita untuk kembali menengok apa yang hilang setelah kita larut dalam kefanaan dunia. Tokoh Tala sudah lama melupakan sosok Aji yang ditulisnya sewaktu kecil, dan kini, sesudah diingatkan kembali oleh perempuan misterius, akankah Tala membantu Aji menggapai langit? Berapa banyakkah di antara kita yang sesungguhnya mencintai dunia imajinasi, tetapi telah lama meninggalkannya? Bersiaplah untuk dibangunkan oleh dua puluh dunia imajinasi yang terkumpul dalam buku ini.


Beberapa cerpen di dalam buku ini sudah pernah saya baca semasa penjurian lomba. Cerpen yang paling berkesan tentu saja “Selamanya Bersamamu” karya Fachrul R.U.N. Tokoh Margarita Paulson dan caranya mengabadikan sang kekasih tidak ada duanya. Tuturan Fachrul dalam cerpen ini pun tergolong unik: kita seperti mendengarkan Margarita sedang mengoceh (sekaligus menyiksa) Richter si raja iblis yang dicintainya.


Cerpen yang menurut saya paling menyentuh adalah “Hari Terakhir Ishan” karya Cloverwitch. Pembaca bisa sesak membayangkan perasaan Ishan yang menghitung hari sebelum diasingkan. Kini setelah mengenal pengarangnya, jika saya membaca cerpen ini lagi, saya membayangkan Cloverwitch yang mungil sebagai Ishan dan semakin terharulah saya. Luz Balthasaar dengan “Dongeng Kanvas” karya dan Magdalena M. Amanda dengan “Neil | Lien” juga membuat kita perlu menyiapkan tisu untuk membacanya.


Cerpen-cerpen lainnya menyuguhkan dunia imajinasi yang mempunyai kestimewaan tersendiri. Kita diseret untuk bertahan hidup di taman bermain mematikan dalam cerpen “Selamat Datang di Wonderland” karya Kristy S. Tjong atau di “Misteri Pulau Goudian” karya Rickman Roedavan. Sosok bersahaja seperti “Tukang Sapu” bisa digubah oleh Erwin Adriansyah menjadi makhluk misterius yang sedang mencari tujuan hidupnya. Apakah ketika seorang raja seperti “Bhupendra Gagan” bisa diangkat menjadi cerita yang menarik oleh Salvirius Sandy? Silakan serap sendiri asyiknya menjelajahi kisah mereka dan kisah-kisah lain yang tak kalah serunya.


Fakta menarik yang tak boleh dilewatkan dari kumcer Fantasy Fiesta 2011 adalah bahwa cerpen “Petra” karya Bonmedo Tambunan merupakan cerita kompanyon untuk buku seri Xar & Vichattan. Apabila kita sudah membaca seri tersebut, “Petra” bisa menjadi pelepas rindu sebelum XV ketiga diluncurkan. Apabila belum, “Petra” sanggup menggelitik kita untuk berkecimpung dengan XV.


Dari segi kemasan, saya senang kertas dan huruf FF 2011 enak dibaca, terutama bila dibandingkan dengan FF 2010. Semoga tahun ini lomba FF melahirkan lebih banyak cerpen fantasi yang fantastis dan semoga antologi cerpen Fantasy Fiesta 2012 lebih seru lagi.


View all my reviews

30 Januari, 2012

Kebangkitan Genre Fantasi di Indonesia


ditulis oleh Melody Violine
Koordinator Klub Buku Offline Goodreads Indonesia 2012
artikel ini juga bisa dibaca di sini

Sejak terbitnya Harry Potter dan Batu Bertuah pada tahun 2000 lalu sedikit banyak saya bertanya-tanya kapankah Indonesia mempunyai pusaka fiksi fantasi sebagus ini? Seasyik-asyiknya membaca novel fantasi luar negeri, kerap kali terbit dalam hati ini kerinduan untuk membaca fiksi fantasi yang lebih dekat dengan diri sendiri, yang berasal dari negeri sendiri. Kini, sebelas tahun kemudian, saya bisa tersenyum melihat banyaknya buah pena rekan-rekan setanah air yang bergenre fiksi fantasi. Puas jelas belum, tetapi harapan saya kini meluap-luap bagi masa depan fiksi fantasi karya penulis Indonesia.


Selama lima tahun terakhir ini saja setidaknya sudah terbit 55 judul novel fantasi Indonesia ditambah dua kumpulan cerpen fantasi. Dua novel fantasi karya Seno Gumira Ajidarma, Negeri Senja dan Kitab Omong Kosong yang saya baca semasa kuliah sarjana tetap menjadi favorit saya. Novel fantasi lainnya yang berkesan bagi saya adalah The Death to Come karya Tyas Palar dengan kejelian rincian sejarahnya. Novel lain dengan latar berupa penafsiran sejarah yang cukup kuat adalah Akkadia: Gerbang Sungai Tigris karya RD Villam dengan Mesopotamia versinya. Bagi pembaca yang lebih menyukai latar dunia khayalan, Dunsa karya Vinca Callista dan Silver Stone Rahasia Batu Perak karya Ardina Hasanbasri yang baru terbit tahun lalu bisa menjadi pertimbangan.

25 Januari, 2012

Benarkah Novel Mahasiswa Bandung Sukses di Pasar Internasional?

Singkat cerita, tersiar artikel yang menyebutkan bahwa novel itu "Chronicles of The Fallen: Rebellion" karya Aya Lancaster "sempat ditolak beberapa penerbit lokal, justru dilirik penerbit internasional".

Artikel tersebut bisa dibaca di sini.

Padahal, sesungguhnya novel itu tidak "dilirik penerbit internasional", tapi penulisnya menggunakan jasa self-publishing internasional bernama AuthorHouse.

Penjelasan rincinya bisa dibaca di artikel ini.
Salah Satu Tanggapan

Benar bahwa menjadi hak pribadi penulis untuk menerbitkan bukunya di mana saja, tapi sayangnya pemberitaan "sukses" semacam ini mengarahkan pembaca kepada pemahaman yang keliru mengenai prosesnya.


Hasil Pencarian Author House di Google (25 Januari 2012)

Detail Novel Aya Lancaster di amazon.com (25 Januari 2012)

Laman Facebook untuk 
Chronicles of the Fallen: Rebellion bisa diklik di sini.

19 Januari, 2012

Lukisan Kaligrafi: Menjadi Santri “Kalong” Gus Mus Melalui Karya-Karyanya


Lukisan KaligrafiLukisan Kaligrafi by A. Mustofa Bisri
My rating: 3 of 5 stars

Ketika membaca kelima belas cerpen dalam Lukisan Kaligrafi, kita seakan sedang menjadi santri “kalong” (orang yang ikut mengaji tapi tidak tinggal di pesantren) pengarangnya, A. Mustofa Bisri yang biasa dipanggil Gus Mus. Cerpen-cerpen beliau ini mengandung nasihat, baik secara tersurat maupun tersirat, yang dapat kita renungi dan ambil hikmahnya.


Selain nasihat, melalui Lukisan Kaligrafi kita juga dapat menangkap potret kehidupan masyarakat Jawa Timur, khususnya yang berkaitan dengan pesantren. Tokoh-tokoh dalam cerpen-cerpen A. Mustofa Bisri kebanyakan berasal dari keluarga kiai atau (pernah menjadi) santri. Gus Mus juga berusaha menyingkap dunia Islam di Jawa yang terpengaruh animisme dan dinamisme.


13 Januari, 2012

Aktif Bersama Ordo Buntelan #1

Gara-gara dua bulan terakhir ini aktif bersama Ordo Buntelan, koleksi bukuku membludak (banyak yang beli juga sih, hehe, ga semuanya buntelan). Dua minggu ini juga rasanya banyak sekali kuis/lomba yang aku ikuti walaupun tidak ada yang menang -_-. Tapi pernah juga mendapatkan buntelan dari minta ke editor atau pengarangnya, hihihi. Inilah koleksi buku-buku baruku (kecuali Demon's Lexicon).



Yah, ini foto yang aku ambil demi kuis di twitter dari salah satu penerbit lokal. Padahal sudah susah-payah membuatnya tapi tetap tidak menang, hahaha. Tidak apa-apa, yang penting senang ^_^.


08 Januari, 2012

Review Laba-laba dan Jaring Kesayangannya: Demi Sahabat


Laba-laba dan Jaring Kesayangannya (Charlotte's Web)Laba-laba dan Jaring Kesayangannya by E.B. White
My rating: 3 of 5 stars

Adakah sesuatu yang lebih sederhana daripada menginginkan kebahagiaan bagi sahabat? Pertanyaan kecil inilah yang, setidaknya menurut saya, menjadi inti cerita Laba-laba dan Jaring Kesayangannya. Dengan penceritaan yang menyentuh, Elwyn Brook White akan mengajak kita menyimak persahabatan binatang-binatang di dalam ceritanya ini.

Pada awal cerita kita disuguhi kelahiran Wilbur si babi kerdil. Karena dianggap tidak akan pernah cukup besar untuk laku dijual, Pak Arable hendak memenggalnya. Untunglah Fern gadis kecil keluarga itu membela dan menyatakan diri sanggup merawat Wilbur. Masa bahagia Wilbur bersama Fern hanya berlangsung dua bulan. Wilbur dipindahkan ke rumah paman Fern dan merasa kesepian. Dalam kesepiannya itu, Wilbur bertemu Charlotte si laba-laba betina yang kemudian akan selalu menjadi bagian dari hidupnya.

Semula saya ragu apakah buku ini, buku klasik anak-anak, bisa menggoda saya dengan cukup kuat untuk membacanya hingga halaman terakhir. Namun, rupanya pengarang bisa mengisahkan detail-detail kehidupan para binatang dengan nyata yang memikat walaupun memang, selayaknya fabel, kadang-kadang saya dibuat heran oleh pengetahuan para binatang tentang dunia. Akhir cerita novel ini pun sangat mengharukan dengan kesederhanaan ikhlasnya bertindak demi sahabat.

Meskipun buku ini ditujukan bagi anak-anak, saya sempat takjub dengan sisipan perkataan tokoh-tokohnya yang cukup membuat kita memikirkan hal-hal substansial perihal kehidupan dan dunia. Misalnya, ketika Pak Arable hendak menjagal Wilbur hanya karena tubuh kerdilnya, Fern berkata, “Babi itu tidak mau terlahir kecil, kan? Kalau sangat kecil sewaktu lahir, apakah Papa akan menyuruh orang untuk membunuhku?”

Wilbur sendiri juga pernah mengejutkan saya dengan perkataannya. Ketika seekor anak domba menolak bermain dengannya karena “babi lebih rendah daripada tidak ada artinya”, Wilbur menyanggah, “Kurasa tidak ada yang namanya lebih rendah daripada tidak ada artinya. Tidak ada adalah batas sejati dari ketiadaan.” Terlepas dari apakah binatang bisa berpikir filosofis seperti ini, saya sebagai pembaca cukup menikmati ajakan-ajakan renungan seperti ini. Sesungguhnya bintang tiga (bukan empat) yang saya berikan semata karena pada dasarnya ini buku anak-anak yang bukan merupakan genre kesukaan saya.


View all my reviews